Pagi itu saya mau pergi ke kos teman untuk
mengerjakan tugas kelompok, dperjalanan laju kendaraan saya terhenti oleh lampu merah. Disana kulihat
anak kecil seumuran anak SD dengan wajah muram dan baju seadanya yang sedang
berjualan koran Tribun Jogja. Menarik sekali karena ini jam sekolah dan di kota
pelajar kenapa masih ada anak kecil yang berjualan koran di lampu merah. Karena
rasa iba dan kasihan saya pun membeli koran tersebut sambil bertanya ke anak
itu “ de ini kan jam sekolah kenapa ga sekolah malah jualan koran?”tanya saya
dengan penuh tanda tanya,sambil mengeluarkan uang kembali pada saya anak itu
dengan polos menjawab “ga sekolah mas,ga ada duit” hati saya tergetak dan
tertarik mengajukan pertanyaan berikutnya “kemana orang tua mu?yang suruh
jualan koran siapa?”anak itu kembali menjawab dengan polos dan jelas yang
membuatku terpaku “ayah ga punya dan ibu jualan di pasar,saya Cuma mau bantu
ibu”. Saya benar2 dibuat tersentuh dengan jawaban anak itu. Lampu lalulintas
yang jadi hijau membuat saya melanjutkan perjalanan dengan perasaan campur
aduk.
Ternyata lagu iwan fals yang berjudul Sore
Tugu Pancoran benar2 ada dengan versi lain. Ah salah siapa?anak itu ga sekolah
karena ga punya biaya. Tidak sekolah dan menjadi pedagang koran setiap pagi di
jalan tentu bukan pilihan bagi anak itu,begitu memang karena tidak ada pilihan
lain. Tentu beruntung sekali mereka yang masih bisa mengenyam bangku sekolah
namun terlalu banyak yang tidak bersyukur dan menyianyiakan itu.
Padahal pendidikan itu penting. Meski masih
ada jutaan Sarjana yang menganggur dan
Perguruan tinggi setiap tahun selalu mencetak pengangguran baru. Tetap
saja tak bisa mengelak kalau pendidikan itu penting. Meski tak selalu demikian
namun kualitas seseorang akan terlihat dari pendidikanya. Orang yang
berpendidikan akan memiliki derajat yang lebih tinggi dan memiliki ke stabilan
saat menghadapi masalah yang lebih baik dari pada yang tidak berpendidikan.
Mampu keluar dari masalah dengan tenang karena ilmu yang dia peroleh di
pendidikan. Dengan pendidikan kita bisa menjadi tahu sesuatu yang belum di
ketahui sebelumnya sehingga kita bisa lebih di depan daripada yang tidak
berpendidikan.
Teorinya memang begitu namun kenyataan mungkin
berkata lain. Pendidikan yang harusnya di gunakan untuk kesejahteraan bersama
justru digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi. Terlalu banyak koruptor di
negeri ini yang memanfaatkan ilmu dan jabatanya untuk kesenangan pribadi dan
golongan. Dengan pendidikan tinggi dan ilmu yang di dapat mereka justru
membodohakn banyak orang. Merugikan negara milyaran rupiah dimana uang tsb
harusnya bisa mensekolahkan dan mencerdaskan anak bangsa.Yang kaya tentu akan
semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Sehingga pendidikan tinggi hanya
untuk kalangan orang berduit dan Pergurua Tinggi aka menjadi pabrik besar
pencipta koruptor di negeri ini.
Lalu apa yang harus kita lakukan?belajar dan
membangun pendidikan. Mungkin Cuma itu yang bisa dilakukan saat ini. Bangsa dan
Negeri yang besar adalah bangsa yang tumbuh besar dari pendidikanya. Mari kita
belajar dari Jepang,pada akhir masa pemboman sekutu atas Jepang yang di tandai
dengan jatuhnya bom atom di Hirosima dan Nagasaki,seluruh wilayah Jepang
mengalami kehancuran total. Dalam keadaan suram tsb Kaisar Jepang turun ke
lapangan untuk melihat keadaan warga Jepang. Dan ada satu pertanyaan Kaisar
pada staffnya yang tidak bisa dilupakan oleh bangsa Jepang sampai hari ini. Sang
kaisar tidak bertanya berapa jumlah pabrik yang
tersisa atau berapa jumlah bank yang tersisa bahkan berapa jumlah warga
yang tersisa. Satu2nya pertanyaan beliau adalah : BERAPA JUMLAH GURU YANG MASIH
KITA MILIKI???Super sekali..
Sang kaisar yang merupakan pemimpin negara
sadar betul betapa pentingnya pendidikan bagi rakyatnya. Denga kerja keras
Jepang dan pendidikan yang maju sekarang merekalah yang menjajah Amerika
Serikat bahkan dunia secara tidak langsung.Pabrikan mobil asal Jepang TOYOTA
menjadi produsen mobil nomor satu dunia mengalahkan FORD pabrikan raksasa dari
Amerika Serikat. Jepang maju dan besar karena pendidikan.
Ya pendidikan adalah fondasi yang kokoh untuk
masa depan. Berharap pada pemimpin dan tokoh yang ada sekarang untuk melakukan
perubahan besar kearah yang lebih baik tentu mungkin percuma. Karena orang2
yang ada sekarang adalah produk dari rusaknya sistem pendidikan yang ada di
masa lalu. Memang masih ada dari mereka yang bersih dan baik namun tetap saja
kalah jumlah dari yang menjadi produk gagal pendidikan. Saat ini orientasi
pendidikan ada pada nilai dan pengetahuan,sangat sedikit yang menyentuh aspek
kepribadian dan hati nurani. Sehingga ilmu dan pendidikan tinggi tak sejalan
dengan rendahnya hati nurani. Akibatnya koruptor merajalela di seluruh pelosok
Indonesia yang mengsengsarakan rakyat.
Dari mana kita memulai?tentu kita memulai dari
diri sendiri,dari hal yang kecil seperti belajar yang rajin,jujur saat ujian,jujur
dalam kehidupan,berpartisipasi dalam membangun negeri dsb. Seorang pelajar
sering memanipulasi data dan menkopi paste tugas teman itu adalah salah satu
budaya yang di lakukan koruptor,bisa jadi itu adalah bibit unggul koruptor.
Pemerintah juga perlu semakin memperhatikan dunia pendidikan dengan menambah
subsidi sekolah gratis sehingga tak adalagi cerita tentang anakyang putus
sekolah karena tidak ada biaya. Tentu malu pada negeri tetangga Malaysia dimana
tahun 1980an banyak pelajar malaysia yang ke Indonesia menuntut ilmu dan banyak
guru Indonesia yang di kirim keMalaysia untuk mengajar. Namun lihatlah sekarang
semuanya berganti.
Ayat Al Quran yang pertama di turunkan Allah
ke bumi juga IKRA yang berarti membaca bukan yang lainya. Tentu itu berarti
menunjukan begitu pentingnya pendidikan. Mari kawan kita bangun negeri lewat
dunia pendidikan yang dimulai dari diri sendiri. Saatnya berdiri di atas kaki
dan tanah sendiri J