Jumat, 23 Maret 2012

Mimpi Tentang Kota Sepeda



Seekor burung hitam legam bertengger di atas jok sepeda butut. Krang-kring bel sepeda yang melintas seolah menjadi musik pengiring tarian burung yang tengah berjemur itu. Pemandangan tersebut menjadi salah satu potret di sudut kota berjuluk "Kota Berjuta Sepeda", Amsterdam, Belanda,
beberapa waktu lalu.
Identitas Amsterdam sebagai Kota Berjuta Sepeda bukan kiasan. Masyarakat dan wisatawan di sana sebagian besar menggunakan sepeda sebagai moda transportasi utama. Sepeda menjadi pemandangan dominan di segala penjuru tempat.
Besarnya minat masyarakat untuk bersepeda juga didukung pemerintah setempat yang menyediakan beragam fasilitas khusus pesepeda. Dari mulai jalur sepeda, area parkir, hingga lampu pengatur lalu lintas menjadi sarana yang didedikasikan bagi pesepeda.
Di ibu kota negara yang pernah menduduki Nusantara, konon 3,5 abad lamanya itu, pesepeda diberi hak yang sama dengan pengguna jalan lain.
Menikmati pesona Kota Berjuta Sepeda layaknya mengunjungi Kota Yogyakarta. Sayangnya, beragam fasilitas khusus pesepeda di Yogyakarta tak dipakai semestinya. Jalur sepeda lebih banyak dijadikan ajang parkir atau tempat berjualan. Di Amsterdam, fasilitas bersepeda sesuai peruntukannya. Dan, sangat terawat.
Bersepeda keliling kota di kota-kota besar Indonesia seasyik di Amsterdam patut menjadi impian bersama. Selain menekan polusi dan menjaga keasrian kota, bersepeda juga ikut menjaga sumber daya energi tak terbarukan bangsa kita yang cadangannya kian menipis. Kiranya, kota sepeda menjadi mimpi bersama bangsa Indonesia yang bisa diwujudkan. Semoga....


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar