Jumat, 16 Maret 2012

Mobil Nasional

Saat ini Indonesia dikenal sebagai salah satu pasar mobil paling potensial di dunia. Berbagai merek asing berdatangan namun tidak ada satu pun merek mobil lokal yang melawan. Tapi siapa sangka, mimpi memiliki mobil nasional ternyata sudah terajut hampir 20 tahun lamanya.

Petualangan anak-anak bangsa untuk menciptakan mobil merek Indonesia diketahui dimulai pada masa 1993 silam dimana mobil-mobil seperti Maleo lahir. Keluarga Bakrie pun diketahui sempat ikut bermain di segmen ini meski akhirnya patah di tengah jalan.

Ada pula duet keluarga Cendana, Tommy dan Bambang, yang sempat melahirkan Bimantara dan Timor meski pada akhirnya tidak pula bisa bertahan.

Apa saja mobil Indonesia yang sudah direncanakan akan lahir atau sudah lahir? Berikut beberapa mobil nasional yang detikOto rangkum dari berbagai sumber untuk Otolovers.
                    Maleo


Mulai dikembangkan pada 1993, proyek Maleo dimulai ketika pemerintah harus memiliki mobil nasional yang khas nusantara. Saat itu IPTN pun ditunjuk untuk mewujudkannya.

Bekerjasama dengan Rover, Inggris dan Millard Design Australia IPTN, mobil yang dibidani oleh menristek BJ Habibie ini sukses membuat 11 rancangan mobil sampai tahun 1997. Namun sayangnya, proyek ini terbengkalai saat refermasi tiba.

Beta 97 MPV




Mobil ini adalah proyek yang dibuat pada tahun 1994 oleh Grup Bakrie melalui Bakrie Brothers. Bakrie ketika itu ingin menjadikan Beta 97 MPV sebagai mobil nasional. Untuk itu, Bakrie pun meminta bantuan rumah desain Shado asal Inggris untuk menciptakan desain awal mobil ini.

Pada bulan April 1995 desain Beta 97 MPV pun telah selesai dan mulai diperlihatkan ke manajemen Bakrie. Setelah itu, desain tersebut langsung dikembangkan sampai prototipe mobil ini selesai di tahun 1997.

Bakrie juga sudah mulai menyiapkan segala aspek pendukung mobil ini mulai dari perakitannya hingga ke persiapan anggaran produksi untuk memenuhi jadwal peluncuran mobil yang sesungguhnya disiapkan pada bulan Desember 1997. Tapi sayang, krisis ekonomi menenggelamkannya sebelum terbang.

         Timor





Timor adalah merek mobil yang dijual Indonesia pada pertengahan tahun 1990 yang merupakan rebadged mobil dari Korea Selatan, Kia Sephia. Timor adalah kepanjangan dari 'Teknologi Industri Mobil Rakyat', dan nama lengkap perusahaannya adalah Timor Putra Nasional. Perusahaan ini dimiliki oleh Tommy Soeharto, anak dari mantan presiden Soeharto.

Mobil ini dimaksudkan sebagai mobil nasional Indonesia, seperti Proton di negara Malaysia. Karenanya, mobil merek Timor dibebaskan dari pajak-pajak dan bea lainnya yang biasa dikenakan pada mobil-mobil lain yang dijual di Indonesia. Setelah krisis ekonomi Asia yang menyebabkan Kia Motors pada tahun 1997 bangkrut (pada tahun 1998 dibeli oleh Hyundai), dan keruntuhan rezim Soeharto, maka proyek Timor juga ditutup.

Bimantara


Sama seperti Timor, Bimantara adalah sebuah proyek mobil nasional yang digalang oleh keluarga Cendana. Bila Timor disokong oleh Tommy, Bimantara dibangun oleh Bambang Trihatmojo.

Tapi bila Timor menggandeng KIA sebagai partner, Bimantara memilih untuk menggandeng Hyundai. Tapi karena krisis, Bimantara pun ikut tenggelam.

MR 90

Mobil ini merupakan proyek nasionalisasi Mazda 323 Hatchback oleh PT Indomobil, model terakhir dari upaya ini adalah Mazda Van tren pada tahun 1994.

Kalla Motor

Kalla Motor pernah menciptakan mobil kecil bermesin 500 cc sebagai calon mobil produksi Indonesia. Tidak dketahui kenapa tidak jadi diproduksi.

Texmaco Macan

Macan adalah Kendaraan berjenis minibus atau MPV dengan kapasitas mesin 1.800 cc dari PT. Texmaco. Dalam mengeluarkan mobil ini PT. Texmaco menggandeng Mercedes Benz, tercatat satu unit prototype sudah dipamerkan di arena pekan Raya Jakarta pada pertengahan tahun 2001, tapi belum sempat diproduksi masal PT. Texmaco bangkrut karena krisis moneter pada 1997-1998.

Gang Car

Gang Car adalah sebuah mobil mini berkapasitas 2 orang buatan PT. DI yang ditenagai mesin 125-200 cc. Mobil ini didesain berukuran cukup kecil sehingga bisa beroperasi di gang-gang sempit di daerah perkotaan (maka dari itu dinamakan Gang Car). Proyek ini tidak pernah terdengar lagi kabarnya sejak tahun 2003 setelah PT.DI dilanda kemelut dan merumahkan 9000-an karyawannya.

Marlip

Mobil ini adalah mobil listrik yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan dipasarkan PT. Marlip Indo Mandiri. Mobil ini digunakan untuk mobil golf, pasien, mobil keamanan. Marlip juga punya varian mobil empat penumpang dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dengan jarak tempuh maksimal 120km. Harga Marlip berkisar antara Rp 60 sampai Rp 80 juta.

Kancil

Kancil (singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah) merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang didisain, diproduksi dan dipasarkan oleh PT. KANCIL (singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari).

Mobil yang disiapkan untuk menjadi pengganti Bajaj/bemo ini menggunakan mesin 250 cc yang mampu melaju hingga 70 km/jam.

GEA

GEA adalah proyek mobil nasional hasil riset PT. INKA (Industri Kereta Api) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional), yakni mesin berkapasitas 640 cc. Tujuan GEA adalah memberikan alternatif mobil kecil menghadapi krisis energi.

Dilepas dengan harga antara Rp 45 -50 juta, mobnas yang satu ini masuk kategori city car berdimensi 3.320×1.490×1.640 mm dengan wheelbase 1.965 mm. Mesinnya 650 cc dan mampu melaju hingga kecepatan 85 km/jam dengan mesin 650 cc yang sistem pembakarannya injeksi EFI dengan penggerak roda depan.

Tawon

Mobil Nasional AG-Tawon diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya yang lokasi industrinya di Rangkasbitung - Banten. Mobil ini mampu melahap berbagai jenis bahan bakar mulai dari bensin dan atau bahan bakar gas CNG dan sudah memenuhi standarisasi Euro3.

Kapasitas mesin Tawon sebesar 650 cc, 4 Percepatan transmisi manual yang dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/jam. Mobil ini mulai dikembangkan sejak tahun 2007, dan diproduksi sejak tahun 2009, serta mengandung 90% Kandungan Lokal. Direncanakan mobil ini akan dirilis pada bulan ini.

FIN Komodo

Mobil ini adalah mobil offroad yang mampu melahap segala medan. Bobotnya sangat ringan sehingga power yang diperlukan untuk melaju relatif kecil, akibatnya konsumsi bahan bakar relatif irit.

Untuk medan hutan, biasanya jarak tempuh sepanjang 100 km dapat dilalui dalam 6 - 7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter, sedangkan kapasitas tangki 20 liter, sehingga dapat survive di dalam hutan selama 7 x 4 jam atau 4 hari perjalanan siang hari.

Disamping untuk misi penjelajah atau survey atau pengawasan, maka FIN Komodo yang dirancang oleh salah satu desainer pesawat CN-250 Gatotkaca Ibnu Susilo juga dapat digunakan untuk mengangkut beban (barang bawaan) seberat 250 Kg, sehingga dapat juga berfungsi sebagai kendaraan utility.

Wakaba

Wakaba berasal dari singkatan Wahana Karya Anak Bangsa adalah mobil buatan Jawa Barat yang didukung oleh mesin berkapasitas 500 cc, 4 tak, 2 silinder, yang diklaim tetap bertenaga untuk digunakan pada medan seperti pedesaan yang penuh dengan bukit dan pegunungan.

Dengan dimensi panjang 3.300 mm, serta lebar 1.500 mm, dan tinggi 1.820 mm, Wakaba siap memenuhi kebutuhan transportasi pedesaan yang selama ini masih jarang tersentuh secara khusus sektor transportasinya.

Arina

Arina merupakan mobil mungil buatan Semarang. Mobil ini berawal Universitas Negeri Semarang yang didanai oleh Departemen Perindustrian. Mobil Arina ini menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150 cc, 200 cc, dan 250 cc.

Perancang mobil adalah seorang dosen jurusan Teknik Mesin Unnes bernama Widya Aryadi.

Nuri

Nuri merupakan saudara Tawon yang juga diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya. Mobil ini menggunakan mesin 800 cc. Mobil ini memiliki model hatchback yang mampu membuatnya lincah bermanuver.

Boneo

Mobil ini merupakan mobil buatan PT Boneo Daya Utama dan masih dalam tahap purwarupa. Modelnya ada dua yakni city car dan pikap dengan mesin V-Twin berkapasitas 653 cc yang mampu mengeluarkan tenaga 15,3 kW dan torsi 44,3 Nm.

Esemka

Mobil nasional berikutnya adalah Esemka. Esemka mengambil nama dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mobil ini sebenarnya merupakan mobil rakitan karya siswa-siswi SMK.

Nama-nama merek Esemka berbeda-beda tergantung SMK mana yang membuatnya. Ada Didgaya, Rajawali, dan lainnya dengan model berbeda-beda mulai dari SUV, MPV dan pikap kabin ganda.

Esemka pertama kali muncul ke publik pada 2009 lalu saat sebuah event di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mesinnya menggunakan mesin 1.500 cc yang berawal dari mesin Timor, namun dimodifikasi sendiri oleh Esemka. Karena berbagai keterbatasan, beberapa parts kendaraan diambil dari mobil yang sudah beredar di Indonesia. Seperti lampu depan, dashboard, dan lampu belakang.

Mobil ini langsung menarik minat publik, karena desainnya sudah sangat bagus. Terakhir mobil ini juga menjadi sorotan di awal tahun 2012 menyusul keputusan Walikota Surakarta Joko Widodo yang menggunakan mobil ini sebagai mobil dinas.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar