Candi Sojiwan bentuknya mirip Candi Prambanan, tinggi dengan bentukan seperti piramid diatasnya, namun bagian atasnya berupa stupa-stupa mirip yang ada di Candi Borobudur. Bisa dibilang candi ini seperti “perkawinan” antara Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
Candi ini terletak dalam kompleks yang cukup luas dengan taman yang asri dan terpelihara rapi. Ternyata memang kompleks ini baru diresmikan setelah dipugar ulang pada bulan Desember 2011 oleh Mendikbud Mohammad Nuh. Awalnya candi ini hanya berupa bangunan setengah jadi yang terlihat seperti tumpukan batu saja. Mulai tahun 1996, candi ini direkonstruksi, namun malah runtuh gara-gara gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta dan sekitaranya pada bulan Mei 2006. Setelah gempa, candi ini dibongkar ulang untuk kembali direkonstruksi hingga berbentuk seperti sekarang. Kompleks candi ini terletak di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.
Candi Sojiwan adalah monumen dari jaman Dinasti Mataram Kuno abad VIII – X yang dibangun oleh Raja Balitung sebagai bentuk penghormatan untuk neneknya Nini Haji Rakryan Sanjiwana yang beragama Budha. Relief di kaki Candi Sojiwan memuat ajaran moral agama Budha dalam bentuk cerita binatang atau fabel. Di antara relief ini ada relief yang menggambarkan seekor kera yang menyiasati buaya sehingga bisa menyeberang sungai, mungkin mirip dengan cerita kancil yang kita kenal. Ada juga relief yang menggambarkan perlombaan antara garuda dan kura-kura.