Rabu, 06 Februari 2013

Cerita tentang pendidikan


Pagi itu saya mau pergi ke kos teman untuk mengerjakan tugas kelompok, dperjalanan laju kendaraan saya  terhenti oleh lampu merah. Disana kulihat anak kecil seumuran anak SD dengan wajah muram dan baju seadanya yang sedang berjualan koran Tribun Jogja. Menarik sekali karena ini jam sekolah dan di kota pelajar kenapa masih ada anak kecil yang berjualan koran di lampu merah. Karena rasa iba dan kasihan saya pun membeli koran tersebut sambil bertanya ke anak itu “ de ini kan jam sekolah kenapa ga sekolah malah jualan koran?”tanya saya dengan penuh tanda tanya,sambil mengeluarkan uang kembali pada saya anak itu dengan polos menjawab “ga sekolah mas,ga ada duit” hati saya tergetak dan tertarik mengajukan pertanyaan berikutnya “kemana orang tua mu?yang suruh jualan koran siapa?”anak itu kembali menjawab dengan polos dan jelas yang membuatku terpaku “ayah ga punya dan ibu jualan di pasar,saya Cuma mau bantu ibu”. Saya benar2 dibuat tersentuh dengan jawaban anak itu. Lampu lalulintas yang jadi hijau membuat saya melanjutkan perjalanan dengan perasaan campur aduk.


Ternyata lagu iwan fals yang berjudul Sore Tugu Pancoran benar2 ada dengan versi lain. Ah salah siapa?anak itu ga sekolah karena ga punya biaya. Tidak sekolah dan menjadi pedagang koran setiap pagi di jalan tentu bukan pilihan bagi anak itu,begitu memang karena tidak ada pilihan lain. Tentu beruntung sekali mereka yang masih bisa mengenyam bangku sekolah namun terlalu banyak yang tidak bersyukur dan menyianyiakan itu.

Padahal pendidikan itu penting. Meski masih ada jutaan Sarjana yang menganggur dan  Perguruan tinggi setiap tahun selalu mencetak pengangguran baru. Tetap saja tak bisa mengelak kalau pendidikan itu penting. Meski tak selalu demikian namun kualitas seseorang akan terlihat dari pendidikanya. Orang yang berpendidikan akan memiliki derajat yang lebih tinggi dan memiliki ke stabilan saat menghadapi masalah yang lebih baik dari pada yang tidak berpendidikan. Mampu keluar dari masalah dengan tenang karena ilmu yang dia peroleh di pendidikan. Dengan pendidikan kita bisa menjadi tahu sesuatu yang belum di ketahui sebelumnya sehingga kita bisa lebih di depan daripada yang tidak berpendidikan.

Teorinya memang begitu namun kenyataan mungkin berkata lain. Pendidikan yang harusnya di gunakan untuk kesejahteraan bersama justru digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi. Terlalu banyak koruptor di negeri ini yang memanfaatkan ilmu dan jabatanya untuk kesenangan pribadi dan golongan. Dengan pendidikan tinggi dan ilmu yang di dapat mereka justru membodohakn banyak orang. Merugikan negara milyaran rupiah dimana uang tsb harusnya bisa mensekolahkan dan mencerdaskan anak bangsa.Yang kaya tentu akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Sehingga pendidikan tinggi hanya untuk kalangan orang berduit dan Pergurua Tinggi aka menjadi pabrik besar pencipta koruptor di negeri ini.

Lalu apa yang harus kita lakukan?belajar dan membangun pendidikan. Mungkin Cuma itu yang bisa dilakukan saat ini. Bangsa dan Negeri yang besar adalah bangsa yang tumbuh besar dari pendidikanya. Mari kita belajar dari Jepang,pada akhir masa pemboman sekutu atas Jepang yang di tandai dengan jatuhnya bom atom di Hirosima dan Nagasaki,seluruh wilayah Jepang mengalami kehancuran total. Dalam keadaan suram tsb Kaisar Jepang turun ke lapangan untuk melihat keadaan warga Jepang. Dan ada satu pertanyaan Kaisar pada staffnya yang tidak bisa dilupakan oleh bangsa Jepang sampai hari ini. Sang kaisar tidak bertanya berapa jumlah pabrik yang  tersisa atau berapa jumlah bank yang tersisa bahkan berapa jumlah warga yang tersisa. Satu2nya pertanyaan beliau adalah : BERAPA JUMLAH GURU YANG MASIH KITA MILIKI???Super sekali..

Sang kaisar yang merupakan pemimpin negara sadar betul betapa pentingnya pendidikan bagi rakyatnya. Denga kerja keras Jepang dan pendidikan yang maju sekarang merekalah yang menjajah Amerika Serikat bahkan dunia secara tidak langsung.Pabrikan mobil asal Jepang TOYOTA menjadi produsen mobil nomor satu dunia mengalahkan FORD pabrikan raksasa dari Amerika Serikat. Jepang maju dan besar karena pendidikan.

Ya pendidikan adalah fondasi yang kokoh untuk masa depan. Berharap pada pemimpin dan tokoh yang ada sekarang untuk melakukan perubahan besar kearah yang lebih baik tentu mungkin percuma. Karena orang2 yang ada sekarang adalah produk dari rusaknya sistem pendidikan yang ada di masa lalu. Memang masih ada dari mereka yang bersih dan baik namun tetap saja kalah jumlah dari yang menjadi produk gagal pendidikan. Saat ini orientasi pendidikan ada pada nilai dan pengetahuan,sangat sedikit yang menyentuh aspek kepribadian dan hati nurani. Sehingga ilmu dan pendidikan tinggi tak sejalan dengan rendahnya hati nurani. Akibatnya koruptor merajalela di seluruh pelosok Indonesia yang mengsengsarakan rakyat.

Dari mana kita memulai?tentu kita memulai dari diri sendiri,dari hal yang kecil seperti belajar yang rajin,jujur saat ujian,jujur dalam kehidupan,berpartisipasi dalam membangun negeri dsb. Seorang pelajar sering memanipulasi data dan menkopi paste tugas teman itu adalah salah satu budaya yang di lakukan koruptor,bisa jadi itu adalah bibit unggul koruptor. Pemerintah juga perlu semakin memperhatikan dunia pendidikan dengan menambah subsidi sekolah gratis sehingga tak adalagi cerita tentang anakyang putus sekolah karena tidak ada biaya. Tentu malu pada negeri tetangga Malaysia dimana tahun 1980an banyak pelajar malaysia yang ke Indonesia menuntut ilmu dan banyak guru Indonesia yang di kirim keMalaysia untuk mengajar. Namun lihatlah sekarang semuanya berganti.

Ayat Al Quran yang pertama di turunkan Allah ke bumi juga IKRA yang berarti membaca bukan yang lainya. Tentu itu berarti menunjukan begitu pentingnya pendidikan. Mari kawan kita bangun negeri lewat dunia pendidikan yang dimulai dari diri sendiri. Saatnya berdiri di atas kaki dan tanah sendiri J

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar